Minggu, 04 Januari 2015

NEFROPATI DIABETIKUM

REFERAT NEFROPATI DIABETIKUM


BAB I
PENDAHULUAN

Nefropati diabetik terjadi akibat komplikasi diabetes dan hipertensi yang menyebabkan timbulnya penyakit ginjal kronik. Asia pada saat ini tengah dilanda epidemik diabetes melitus tipe-2 atau Diabetes Mellitus Tak Tergantung Insulin (DMTTI). Hal ini disebabkan meningkatnya populasi berusia lanjut, prevalensi obesitas, dan perubahan gaya hidup. Menurut Studi Prevalensi Mikroalbuminuria (MAPS) di Asia, hampir 60 persen penderita hipertensi diabetik tipe-2 menderita nefropati diabetik (dengan 18,8 persen makroalbuminuria dan 39,8 persen mikroalbuminuria). Data tersebut dipresentasikan pada kongres ke-18 Federasi Diabetes Internasional (IDF-26 Agustus 2003) di Paris, Perancis. Diabetes merupakan penyakit yang memasyarakat. IDF mengestimasi sekitar 177 juta orang di seluruh dunia dijangkiti penyakit ini, dan yang terbanyak adalah tipe-2. Sedangkan, WHO menduga data tersebut masih meningkat menjadi 300 juta orang dalam 25 tahun ke depan. Studi MAPS yang disponsori oleh Sanofi-Synthelabo menemukan 6.801 pasien dewasa penderita diabetes hipertensi tipe-2 di 103 rumah sakit dan pusat pelayanan diabetes dan nefrologi. Temuan itu ada di 10 negara Asia, yaitu China, Hongkong, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Phillipines, Singapore, Korea selatan, Taiwan, dan Thailand
Nefropati diabetik terjadi akibat komplikasi diabetes dan hipertensi yang menyebabkan timbulnya penyakit ginjal kronik atau Chronic Renal Disease (CRD). Nefropati diabetik ini ditandai dengan proteinuria. Dari deteksi proteinuria tahap awal (mikroalbuminuria) hingga nefropati diabetik, berlangsung dari bulanan hingga tahunan. Karena itu, deteksi dini mikroalbuminuria dilakukan untuk mempertahankan fungsi ginjal atau menghambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut. Saat ini diperkirakan terdapat ± 45.000 penderita Diabetes Melitus (DM) di Surabaya (KS) yang berpenduduk ± 3,5 juta penderita di Indonesia dan ± 140 juta penderita di dunia. Menurut laporan (1993)dari 2300 penderita DM rawat jalan – menurut kriteria Surabaya 1986- terdapat nefropathi diabetic (ND) sebesar 5,7% : Hipertensi 12,1 % dan penyakit Jantung Koroner 10 %. Prevalensi ND di luar negeri berkisar antara 3-16 %. Pandangan baru patogenesis ND melibatkan 8 faktor yang penting, yaitu hiperglikemia, hipertensi, lolosnya muatan negative GBM, radikal bebas , TxB2, sitokin (ET, VPF1, A-11, TGF – β, PDGF ), glicated Albumin dan plasminogen. Hiperglikemia dan hipertensi merupakan 2 faktor penyebab utama ND. Oleh karena itu regulasi diabetes dan obat hipotensif akan memegang peranan yang sangat pentingdalam terapi ND. Dari 8 faktor tersebut, hipertensi dan hiperglikemia merupakan 2 faktor utama.

Selain itu banyak dilaporkan bahwa regulasi DM dan ACE-1 juga memegang peranan penting pada patogenesis ND. Obat hipotensif selain menurunkan tekanan darah ternyata juga menurunkan albuminuria, menurunkan ekresi NAG (N-Acethyl–β-D Glycosaminidase), meningkatkan GFR dan menekan pembentukan peroksida lipid. Nefropati Diabetik merupakan komplikasi mikrovaskuler Diabetes Melitus. Pada sebagian penderita komplikasi ini akan berlanjut menjadi gagal ginjal terminal (GGT) yang memerlukan pengobatan cuci darah atau cangkok ginjal. Di dalam laporan nefrologi Indonesia (PERNEFRI) tahun 1995 disebutkan bahwa  ND menduduki urutan no.3 (16,1%) setelah glomerulonefritis kronik (30,1%) dan pyelonefritis kronik (18,51%), sebagai penyebab paling sering GGT yang memerlukan cuci darah di Indonesia. Tingginya prevalensi nefropati diabetic sebagai penyebab GGT juga menjadi masalah masalah di negara lain. Dewasa ini 35% penderita yang GGT yang menjalani cuci darah di Amerika disebabkan oleh nefropati diabetic.





PREVIEW
GOOGLE DRIVE

DOWNLOAD
DROPBOX

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menemukan masalah?
Silakan cuap cuap disini....