BAB I
PENDAHULUAN
Sirosis
merupakan kata dari bahasa yunani “kirrhos”, yang pertama kali dipakai oleh
Laennec pada tahun 1816 yang artinya kuning jingga. Definisi sirosis menurut
WHO pada tahun 1978 adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium
akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi
arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif.1
Pada
perjalanan penyakit hati kronik, sirosis merupakan stadium yang irreversible.
Sirosis dapat distabilisasi dengan mengontrol penyakit penyebab akan tetapi hal
ini memberikan konsekuensi seperti hipertensi portal, intrahepatic shunt,
gangguan fungsi parenkim hati, gangguan sintesa protein, metabolisme hormon,
dan ekskresi empedu.1 Dalam perjalanan awal sirosis dapat mengalami
stadium kompensasi yang dapat berlangsung untuk beberapa tahun sebelum akhirnya
terjadi dekompensasi. Adanya dekompensasi sirosis hepatis ditandai oleh adanya
icterus, hematemesis melena, ascites atau encephalopathy. ikterus terjadi oleh
karena terjadi insufisiensi hepatik. Hematemesis melena biasanya disebabkan
oleh varises esophagus karena konsekuensi terjadi hipertensi portal dan
sirkulasi yang hiperdinamik. Ascites terjadi oleh karena tekanan hidrortatik
yang meningkat, tekanan koloid onkotik yang menurun serta terjadi retensi
natrium. Encephalopathy terjadi oleh karena adanya portosistemik shunt, yang akan
mengakibatkan edema otak.2
Menurut
WHO, 1,8% kematian di Eropa disebabkan oleh sirosis hati. Sirosis hati
menyebabkan 170.000 kematian setiap tahunnya.3 Di Amerika sirosis
hati merupakan urutan ke dua belas penyebab kematian, dicatat pada tahun 2007
ada 29.165 kematian oleh karena sirosis dengan angka mortalitas 9,7 setiap
100.000 orang. Penyebab utama dari sirosis hati adalah penyalahgunaan alcohol,
hepatitis virus, dan nonalcoholic fatty liver disease yang akhir – akhir ini
meningkat.4
PREVIEW
GOOGLE DRIVE
DOWNLOAD
DROPBOX
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menemukan masalah?
Silakan cuap cuap disini....