BAB I
PENDAHULUAN
Endometriosis, suatu penyakit yang
dewasa ini paling banyak menarik perhatian para ahli di dunia. Menarik karena
penyakit ini dapat menyebabkan seorang perempuan susah mendapatkan keturunan,
bahkan dapat menurunkan kualitas
hidupnya. Nyeri haid yang disebabkan oleh endo-metriosis menyebabkan kaum
perempuan sulit melakukan kegiatannya sehari-hari. Di Amerika Serikat, nyeri
haid di-alami oleh 30-50% perempuan usia reproduksi. Sekitar 15 % di antaranya
terpaksa kehilangan kesempatan kerja, bahkan tidak dapat masuk sekolah
berhari-hari. 25-30 % penyebab infertilitas primer adalah endometriosis.1
Endometriosis merupakan jaringan yang menyerupai
endometrium baik kelenjar maupun stroma yang berada d luar kavum uteri dan
miometrium. Endometriosis adalah suatu penyakit yang lazim menyerang wanita di
usia reproduksi.1 Penyakit ini merupakan kelainan ginekologis yang
menimbulkan keluhan nyeri haid, nyeri saat senggama, pembesaran ovarium dan
infertilitas.2 Endometriosis terjadi ketika suatu jaringan normal
dari lapisan uterus yaitu endometrium menyerang organ-organ di rongga pelvis
dan tumbuh di sana. Jaringan endometrium
yang salah tempat ini menyebabkan iritasi di rongga pelvis dan menimbulkan
gejala nyeri serta infertilitas.1
Jaringan endometriosis memiliki
gambaran bercak kecil, datar, gelembung atau flek-flek yang tumbuh di permukaan
organ-organ di rongga pelvis. Flek-flek ini bisa berwarna bening, putih,
coklat, merah, hitam, atau biru. Jaringan endometriosis dapat tumbuh di
permukaan rongga pelvis, peritoneum, dan organ-organ di rongga pelvis, yang
kesemuanya dapat berkembang membentuk nodul-nodul. Endometriosis yang tumbuh di
permukaan ovarium atau menyerang bagian dalam ovarium dan membentuk kista
berisi darah disebut sebagai kista endometriosis atau kista coklat. Kista ini disebut kista coklat karena
terdapat penumpukan darah berwarna merah coklat hingga gelap. Kista ini bisa
berukuran kecil seukuran kacang dan bisa tumbuh lebih besar dari buah anggur.
Endometriosis dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya dan dapat menyebabkan
perlekatan (adhesi) akibat jaringan parut yang ditimbulkannya.1
Endometriosis terjadi pada 10-14%
wanita usia reproduksi dan mengenai 40-60% wanita dengan dismenorhea dan 20-30%
wanita subfertil. Saudara perempuan dan anak perempuan dari wanita yang
menderita endometriosis berisiko 6-9 kali lebih besar untuk berkembang menjadi
endometriosis.3 Endometriosis menyebabkan nyeri panggul kronis
berkisar 70%. Risiko untuk menjadi tumor ovarium adalah 15-20%, angka kejadian
infertilitas berkisar 30-40%, dan risiko berubah menjadi ganas 0,7-1%.
Endometriosis sekalipun sudah mendapat pengobatan yang optimum memiliki angka
kekambuhan sesudah pengobatan berkisar 30%.2
Penanganan endometriosis baik secara medikamentosa maupun
operatif tidak memberikan hasil yang memuaskan disebabkan patogenesis penyakit
tersebut belum terungkap secara tuntas. Keberhasilan penanganan endometriosis
hanya dapat dievaluasi saat ini dengan mempergunakan laparoskopi. Laparoskopi
merupakan tindakan yang minimal invasif tetapi memerlukan keterampilan
operator, biaya tinggi dan kemungkinan dapat terjadi komplikasi dari yang
ringan sampai berat. Alasan yang dikemukakan tadi menyebabkan banyak penderita
endometriosis yang tidak mau dilakukan pemeriksaan laparoskopi untuk mengetahui
apakah endometriosis sudah berhasil diobati atau tidak.2 PREVIEW
GOOGLE DRIVE
DOWNLOAD
DROPBOX
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menemukan masalah?
Silakan cuap cuap disini....